friend, kalian tau ga sich bagaimana terjadinya gerhana matahari?
Gerhana matahari itu terjadi akibat bulan berada segaris dengan matahari, sehingga cahaya matahari tertutupi oleh bulan.Dibawah ini grafis yang memperlihatkan bagaimana bulan menutupi matahari. Ketika bulan lebih dekat ke bumi maka matahari akan tertutup sepenuhnya yang menyebabkan gerhana matahari total di tengah (A), dan gerhana sebagian di pinggir (A). Sedangkan pada saat bulan agak lebih jauh, maka bulan akan berada ditengah cahaya matahari yang menyebabkan gerhana matahari cincin di bagian tengah (B), dan terlihat gerhana sebagian di pinggirannya (C).Gerhana hari Jumat besok merupakan gerhana anular (gerhana matahari cincin).
Peta sabuk lintasan gerhana 15 Januari 2010
Fenomena gerhana matahari memang sering kita saksikan namun berbeda dengan gerhana matahari cincin yang diprediksi akan terjadi pada hari Jumat yaitu tepatnya besok tanggal 15 Januari 2010, ya berbeda karena menurut informasi fenomena gerhana matahari ini merupakan gejala alam yang sangat langka terjadi. Di sebagian referensi menyatakan bahwa fenomena langka ini akan terjadi lagi lebih dari seribu tahun kemudian. Para ahli dan peneliti memprediksi gerhana matahari jenis cincin ini puncaknya akan terjadi besok pada pukul 14.39 WIB sampai dengan 15.55 WIB. Sangat menarik memang namun hanya dapat disaksikan bentuk cincin mutlak hanya di beberapa daerah saja, menurut para ahli hanya bisa disaksikan bentuk cincin jika posisi berada di tepat dibawahnya.Peristiwa spektakuler pertama di tahun 2010 ini adalah Gerhana Bulan Sebagian (GBS), yang terjadi kurang dari 30 menit setelah pergantian tahun. Proses gerhana itu dimulai dengan masuknya Bulan ke penumbra Bumi pada pukul 00.17 WIB. Namun dengan mata telanjang, akan kesulitan melihat perbedaan kenampakan Bulan saat ini dengan sebelum gerhana terjadi. Baru bisa melihat pemandangan yang membuat kita menahan nafas ketika waktu menunjukkan pukul 01.53 WIB, yaitu saat bulan mulai memasuki umbra bumi. Bagian tepi bulan akan perlahan menghitam sedikit demi sedikit hingga mencapai puncaknya pada pukul 02.24 WIB dan kembali seperti semula pada pukul 02.53 WIB. Proses GBS ini berakhir seluruhnya pada pukul 04.28 WIB. Kami berhasil melakukan pengamatan dan pemotretan saat itu dan di bawah ini adalah hasilnya.
Gerhana Matahari cincin terlama di milenium ini akan terjadi Jumat (15/1) sore. Gerhana yang diperkirakan berlangsung 11 menit 8 detik ini akan melewati Afrika bagian tengah, Samudra Hindia, dan sebagian wilayah Indonesia. Di Indonesia, gerhana ini hanya terlihat parsial atau sebagian saja. ”Di bawah 10 persen. Kecuali, di Aceh yang mungkin bisa 50 persen. Gerhana bisa dilihat di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan, dan sebagian Sulawesi. Proses gerhana yang dimulai dengan masuknya bayang-bayang Bulan di permukaan Bumi akan dimulai pukul 14.39 WIB. Puncak gerhana terjadi pada 15.55 WIB. ”Prosesnya berlangsung sekitar 1,5 jam. Gerhana Matahari dengan durasi lebih dari 11 menit baru akan terjadi lagi pada 1.033 tahun kemudian pada tahun 3043. Gerhana Matahari yang lebih lama terjadi pada tahun 1992, yaitu dengan durasi 11 menit 41 detik. Titik maksimum gerhana akan terjadi di Samudra Hindia. Masyarakat di Afrika tengah, Kenya, China, dan Myanmar bisa melihat fase gerhana cincin. Total jalur penumbra gerhana mencapai 333 kilometer.
Daerah di Indonesia yang dapat menyaksikan gerhana nanti adalah seluruh Sumatra dan Kalimantan, bagian barat pulau Jawa, dan bagian utara pulau Sulawesi. Meskipun begitu, proses GMS akan bisa kita saksikan lebih baik apabila kita berada di wilayah barat Indonesia. Di sana gerhana akan berlangsung lebih lama dan piringan Matahari yang tertutup oleh Bulan juga lebih banyak dibandingkan dengan pengamatan di daerah timur.
Animasi GMC 15 Januari 2010
Untuk pengamat yang berada di Banda Aceh, gerhana dimulai pada sekitar pukul 13.40 WIB dan berakhir pada pukul 16.40 WIB. Luas daerah piringan Matahari yang tertutupi Bulan mencapai 46% pada saat maksimumnya, yaitu pada sekitar pukul 15.20 WIB. Jumlah tersebut jauh lebih besar daripada hasil pengamatan di Manado yang hanya menutupi 0,3% daerah piringan Matahari saja. Di bawah ini adalah animasi kenampakan gerhana Matahari dari 4 kota di Indonesia. Untuk melihat animasi kenampakan gerhana dari daerah lainnya, silakan kunjungi situs eclipse.org.uk.
Berbahayakah Melihat denga Mata Telanjang
Satu hal penting yang harus diperhatikan ketika mengamati Matahari adalah sebaiknya tidak boleh melihatnya secara langsung terlalu lama baik dengan mata telanjang ataupun dengan alat optik seperti kamera, binokular, ataupun teleskop. Tetapi melihat secara langsung gerhana total tidak seberbahaya seperti yang selama ini dikawatirkan. Benarkah memandang langsung matahari saat terjadi gerhana dapat menyebabkan buta?
Mata kamu memiliki retina tempat ”menerima” cahaya yang masuk dan diolah oleh otak sebagai ”gambar” yang kamu lihat, (selengkapnya baca disini). Matahari adalah sumber cahaya yang ”kuat” yang jika melihatnya, maka sinar matahari –seperti halnya cahaya lain yang masuk ke mata—akan menuju retina. Jika retina terkena cahaya kuat yang terus menerus dan juga panas, maka retina akan ”hangus” dan rusak, akibatnya adalah pengelihatan kamu terganggu bahkan bisa menjadi buta.
Sayangnya mata tidak memiliki ”alarm” rasa sakit pada saat retina kamu ”terbakar”, sehingga yang bisa kamu lakukan adalah berhati-hati terhadap benda-benda yang kamu lihat. Saat gerhana matahari, orang-orang akan ”tergoda” untuk memandang langsung matahari, sesuatu yang pada saat normal pun memang dapat ”membahayakan” mata kamu. Saat gerhana matahari terjadi, tidak sepenuhnya matahari tertutup oleh bulan, bahkan hingga saat terakhir sebelum gerhana matahari total terjadi, masih ada sedikit matahari yang ”mengintip” berupa sabit, itu sudah cukup membuat rusak retina mata kamu.
Namun pada saat gerhana matahari total terjadi, kamu bisa memandang matahari yang sedang ”gelap” itu dengan segala keindahannya yang langka. Mungkin akan aman bila memandang pada saat bulan menutupi matahari secara total (bukan sebagian).
Tidak ada yang perlu dikhuatirkan tentang bahaya radiasi saat gerhana matahari. Pada saat normal maupun terjadi gerhana matahari, matahari tetap memancarkan energi dan radiasi seperti biasanya. Jadi masih tetap boleh bermain-main atau berada di luar rumah pada saat gerhana matahari terjadi.
Cara Aman mengamati Gerhana Matahari
Ada beberapa cara aman yang dianjurkan oleh para ahli untuk bisa menikmati gerhana matahari diantaranya : Membuat lubang titik di sehelai karton, lalu letakkan menghadap matahari, sehingga ”bayangan” akan muncul di belakang layar penerima, matahari akan nampak di sana, walau tidak tajam, namun bisa menunjukkan saat-saat terjadi gerhana. Amati bayangan pohon-pohon di tanah pada saat gerhana, akan menemukan bayangan yang menakjubkanm Sebaiknya jangan memandang matahari secara langsung (kecuali pada saat gerhana matahari total terjadi), jangan pula menggunakan film bekas, keping CD, sebagai filter, alat-alat itu tidak menjamin mata aman, kecuali menggunakan filter yang memang dijamin keamanannya yang biasanya dijual di toko-toko teleskop. Amati Matahari dengan menggunakan filter yang aman, dan jangan melihatnya secara terus menerus. Amati paling lama 2 menit, kemudian berhenti dan baru amati lagi setelah 3 menit. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kerusakan pada mata seandainya ada cacat pada filter yang digunakan.
Satu hal yang harus diperhatikan saat mengamati matahari, baik ketika gerhana maupun tidak gerhana, yaitu jangan melihat matahari secara langsung. Aturan ini berlaku baik ketika mengamati matahari dengan mata telanjang maupun menggunakan alat optik, seperti teleskop atau binokuler.
Seperti diafragma pada kamera, mata manusia mempunyai pupil yang dapat melebar atau menyempit untuk menakar jumlah cahaya yang memasuki mata. Pada suasana gelap, diameter pupil membesar sampai 8 mm supaya terkumpul cukup cahaya yang memungkinkan orang melihat dalam kegelapan. Di siang hari yang terik, diameternya menyusut hingga 2 mm, bahkan mampu mengecil sampai sekitar 1,6 mm jika berhadapan dengan cahaya yang menyilaukan.
Tetapi penakaran cahaya oleh pupil ada batasnya, tidak kuasa menghalangi pancaran cahaya matahari yang begitu hebat. Jika dihitung, cahaya langsung dari sang surya mesti dilemahkan 50.000 kali supaya menjadi aman bagi mata, dijadikan 0,00002 kekuatan semula. Kalau tidak, orang yang nekad menantang matahari memang berpeluang menjadi buta.Karena itu sehari-harinya silau pancaran matahari selalu dihindari. Tetapi ketika gerhana tiba, orang bisa tertarik untuk mengamati wajah sang surya yang sedang berubah menjadi sabit. Lupa daratan pun mungkin terjadi, abai terhadap bahaya.
Soalnya pada saat gerhana, pancaran surya dihalangi sebagian oleh bulan sehingga alam menjadi redup dan pupil mata pun membesar. Tepat di saat orang mendongak ke atas menatap matahari, pupil belum sempat bereaksi, padahal kecerahan permukaan matahari tetap sama dahsyatnya dengan sehari-hari, ukurannya saja yang susut membentuk sabit. Sudah tentu luar biasa besar bahaya kebutaan yang mengancam. Lebih-lebih jika melihat melalui teropong, kamera atau instrumen optik lain yang tidak dimodifikasi, karena ada lensa di situ yang memusatkan cahaya dan sangat meningkatkan bahaya. Jangan pernah melihat gerhana matahari dengan mata telanjang terlalu lama, apalagi dengan teropong atau kamera yang tidak dilengkapi dengan khusus.
Kotak
Kotak Pemantau Gerhana
Tidak usah risau, ada sejumlah cara aman untuk mengamati peristiwa yang belum tentu setahun sekali menyinggahi daerah yang sama. Prinsip yang banyak dipakai ialah bukan melihat langsung tetapi menyaksikan citra matahari pada suatu permukaan. Seperti cara yang lain, tentu dibutuhkan cuaca yang cerah. Sebuah contoh sederhana berwujud kotak karton yang dapat dibuat sendiri (lihat gambar).Bidang atas seluas kira-kira 30cm x 30cm diberi lubang kecil (sering disebut pinhole) berdiameter sekitar 1 mm pada jarak 5cm dari tepi. Melalui lubang ini, cahaya matahari nanti menerobos untuk membentuk citra pada permukaan dalam di bidang bawah. Makin tinggi ukuran kotak, citra matahari semakin besar. Tetapi demi praktisnya, cukuplah jika tinggi kotak antara 50 sampai 80 cm.Selanjutnya pada tepi bidang atas dibuat lubang melebar sebagai tempat secukupnya bagi kedua mata untuk mengintip ke dalam kotak. Dalam pemakaian, dengan membelakangi matahari, kotak dipegang sambil mata mengintip ke dalam. Kotak dimiring-miringkan sedikit untuk menemukan arah terbaik yang menghasilkan citra matahari pada bidang bawah.Dua alasan yang membuat kotak ini aman. Pertama karena lubang kecil hanya membolehkan sedikit pancaran matahari yang masuk. Kedua karena kita mengamati dengan membelakangi matahari, menjauhkan mata dari sorotan sang surya.Prinsip yang sama juga ditemui di tempat lain. Mereka yang tidak sempat membuat kotak dapat bersiap di bawah pohon yang masih meloloskan sedikit cahaya matahari, sehingga dalam keadaan biasa menampakkan bulatan-bulatan terang di tanah. Coba perhatikan bulatan-bulatan kecil itu, pada saat gerhana matahari bentuknya menjadi sabit. Apabila angin berhembus menggoyang dedaunan, sabit-sabit terang itupun bergerak lucu berkeliaran.Untuk melihat matahari harus menggunakan alat penapis cahaya yang mampu mengurangi intensitas sinar matahari yang kuat agar tidak merusak retina mata. Sinar matahari dapat menimbulkan kebutaan temporer hingga permanen.Namun, kebutaan yang terjadi tidak seketika setelah melihat matahari, tetapi perlahan-lahan yang ditandai dengan berkurangnya ketajaman pandangan. Cara paling mudah dan praktis mengamati matahari adalah dengan menggunakan kacamata yang didesain khusus dan dilengkapi filter yang mampu mengurangi intensitas sinar matahari. Kacamata model ini banyak dijual di toko peralatan astronomi maupun di internet.
Namun, penggunaan kacamata ini harus memerhatikan kualitas filter yang digunakan. Filter yang berkualitas rendah membuat pengamatan matahari hanya dapat dilakukan beberapa detik yang harus diselingi jeda untuk mengistirahatkan mata selama beberapa menit. Untuk itu, perlu ditanyakan kepada penjual kacamata gerhana ini kualitas filter dan durasi aman mengamati matahari.Jangan melihat matahari dengan menggunakan kacamata hitam biasa. Kacamata hitam umumnya didesain hanya untuk mengurangi silau, bukan untuk mengurangi intensitas cahaya matahari yang kuat. Gerhana matahari yang akan terjadi Jumat bisa juga dilihat dengan alat bantu negatif film. Tidak dianjurkan untuk melihat ke arah matahari dengan mata telanjang
Bagi yang ingin mengamati matahari dengan teleskop atau binokuler, jangan lupa untuk melapisi lensa yang langsung menghadap ke matahari dengan filter matahari. Filter ini juga tersedia di sejumlah toko peralatan astronomi. Jika tidak, pengguna teleskop atau binokuler dapat mengamati citra gerhana dengan melihat proyeksinya. Cara ini dilakukan dengan mengarahkan lensa obyektif teleskop ke matahari dan mengarahkan bayangan yang muncul dari lensa okulernya pada sebuah kertas. Citra gerhana pada kertas itulah yang diamati, bukan melihat matahari melalui lensa okuler teleskop.
Cara lain yang agak sedikit membutuhkan usaha adalah dengan membuat kamera lubang jarum atau pinhole. Kamera dapat dibuat dengan menggunakan kardus yang diberi lubang yang dilapisi kertas aluminium untuk mengarahkan sinar matahari. Pada bagian yang berseberangan dengan sisi kardus yang dilubangi, tempatkan kertas putih untuk memproyeksikan sinar matahari. Citra pada kertas itu yang dapat diamati.
Setelah peralatan untuk mengamati matahari siap, langkah selanjutnya adalah memilih lokasi pengamatan. Pilih lokasi yang memiliki horizon yang luas. Puncak gedung tinggi, gunung, dan pantai merupakan salah satu pilihan terbaik.
Namun karena gerhana terjadi sore hari, bahkan di beberapa daerah di Indonesia terjadi menjelang senja, harus dipilih lokasi yang memiliki pandangan bebas ke arah barat. Hindari adanya gedung, pohon, atau obyek lain yang menghalangi pandangan ke arah matahari.
Kendala utama saat mengamati matahari adalah cuaca. Saat ini, hampir seluruh wilayah Indonesia sedang memasuki puncak musim hujan hingga Februari nanti. Karena itu, awan tipis, apalagi mendung, menjadi ancaman utama dalam menikmati fenomena alam ini.Satu hal yang harus diperhatikan saat mengamati matahari, baik ketika gerhana maupun tidak gerhana, yaitu jangan melihat matahari secara langsung. Aturan ini berlaku baik ketika mengamati matahari dengan mata telanjang maupun menggunakan alat optik, seperti teleskop atau binokuler. Untuk melihat matahari harus menggunakan alat penapis cahaya yang mampu mengurangi intensitas sinar matahari yang kuat agar tidak merusak retina mata. Sinar matahari dapat menimbulkan kebutaan temporer hingga permanen. Namun, kebutaan yang terjadi tidak seketika setelah melihat matahari, tetapi perlahan-lahan yang ditandai dengan berkurangnya ketajaman pandangan.
Cara paling mudah dan praktis mengamati matahari adalah dengan menggunakan kacamata yang didesain khusus dan dilengkapi filter yang mampu mengurangi intensitas sinar matahari. Kacamata model ini banyak dijual di toko peralatan astronomi maupun di internet. Namun, penggunaan kacamata ini harus memerhatikan kualitas filter yang digunakan. Filter yang berkualitas rendah membuat pengamatan matahari hanya dapat dilakukan beberapa detik yang harus diselingi jeda untuk mengistirahatkan mata selama beberapa menit. Untuk itu, perlu ditanyakan kepada penjual kacamata gerhana ini kualitas filter dan durasi aman mengamati matahari.
Jangan melihat matahari dengan menggunakan kacamata hitam biasa. Kacamata hitam umumnya didesain hanya untuk mengurangi silau, bukan untuk mengurangi intensitas cahaya matahari yang kuat. Bagi yang ingin mengamati matahari dengan teleskop atau binokuler, jangan lupa untuk melapisi lensa yang langsung menghadap ke matahari dengan filter matahari. Filter ini juga tersedia di sejumlah toko peralatan astronomi. Jika tidak, pengguna teleskop atau binokuler dapat mengamati citra gerhana dengan melihat proyeksinya. Cara ini dilakukan dengan mengarahkan lensa obyektif teleskop ke matahari dan mengarahkan bayangan yang muncul dari lensa okulernya pada sebuah kertas. Citra gerhana pada kertas itulah yang diamati, bukan melihat matahari melalui lensa okuler teleskop.
Cara lain yang agak sedikit membutuhkan usaha adalah dengan membuat kamera lubang jarum atau pinhole. Kamera dapat dibuat dengan menggunakan kardus yang diberi lubang yang dilapisi kertas aluminium untuk mengarahkan sinar matahari. Pada bagian yang berseberangan dengan sisi kardus yang dilubangi, tempatkan kertas putih untuk memproyeksikan sinar matahari. Citra pada kertas itu yang dapat diamati. Setelah peralatan untuk mengamati matahari siap, langkah selanjutnya adalah memilih lokasi pengamatan. Pilih lokasi yang memiliki horizon yang luas. Puncak gedung tinggi, gunung, dan pantai merupakan salah satu pilihan terbaik. Namun karena gerhana terjadi sore hari, bahkan di beberapa daerah di Indonesia terjadi menjelang senja, harus dipilih lokasi yang memiliki pandangan bebas ke arah barat. Hindari adanya gedung, pohon, atau obyek lain yang menghalangi pandangan ke arah matahari. Kendala utama saat mengamati matahari adalah cuaca. Saat ini, hampir seluruh wilayah Indonesia sedang memasuki puncak musim hujan hingga Februari nanti. Karena itu, awan tipis, apalagi mendung, menjadi ancaman utama dalam menikmati fenomena alam ini
Gerhana Matahari diprediksi akan terjadi di Indonesia sore ini sekitar pukul 14.39. Bagi Anda yang ingin menyaksikan fenomena alam ini, silahkan datang ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK)-TMII telah mempersiapkan 3 teleskop yakni CPC 800, Firscope 114″, dan Solarmax Coronado bagi masyarakat yang ingin melihat gerhana matahari. Sebelum pengamatan, peserta juga akan dibekali dengan materi tentang Astronomi, Matahari, dan Gerhana Matahari.
Sementara itu di Observatorium Bosscha menggelar acara peneropongan untuk umum. Bandung dipastikan akan mengalami gerhana matahari sebagian pada Jumat mulai pukul 14.59 WIB dengan puncak pada 15.55 WIB. “Meskipun terbatas jumlahnya, masyarakat dipastikan bisa ikut dalam kegiatan ini. Gerhana matahari yang dapat terlihat sebanyak kurang lebih tujuh persen itu akan berlangsung mulai pukul 14.59 WIB dengan puncak pada 15.55 WIB. Terkait hal tersebut, para peneliti dari Observatorium Bosscha akan menggelar peneropongan, yang bukan hanya untuk kalangan peneliti, karena masyarakat umum pun boleh datang. “Besok kita akan melakukan peneropongan di Bosscha. Sebenarnya terbatas untuk kalangan peneliti, tapi jika ada masyarakat yang mau ikut dalam peneropongan kali ini, bisa saja namun dalam jumlah yang terbatas. Berdasarkan pengalaman gerhana matahari sebelumnya, observatorium ini menyedot kurang lebih 600 orang. Diperkirakan kali ini akan datang lebih dari 1.000 orang.Untuk itu, Bosscha menyiapkan tiga teropong yang bisa digunakan para pengunjung yang datang. Tidak ada kriteria khusus yang ditetapkan bagi masyarakat yang hendak datang, kata Evan, tetapi mereka yang ingin datang ke Observatorium Bosscha di Lembang, sekitar 15 km dari Bandung, diimbau untuk memantau cuaca.
Di Observatorium Bosscha fenomena ini bisa dilihat menggunakan empat teleskop dan satu alat peneropong surya, teleskop yang akan dipakai adalah Unitron dan tiga teleskop Coronado.Juga akan digunakan coleostat, cermin yang mengikuti gerakan Matahari untuk mendapat proyeksi citra ataupun spektrum. Penggunaan teleskop dan alat peneropongan surya ini bisa dimanfaatkan dengan baik. Bagi mereka yang tidak bisa melihatnya, ada program simulasi Stellarium 0.10.2. Di sana bisa dilihat waktu dan bagaimana posisi Matahari dan Bulan. Penghitungannya dikatakan cukup akurat karena sesuai dengan kalkulasi Badan Penerbangan dam Antariksa Amerika Serikat. . Proses gerhana yang diawali dengan masuknya bayang-bayang Bulan di permukaan Bumi akan dimulai pukul 14.39 WIB. “Puncaknya diperkiraan akan terjadi pada pukul 15.55 WIB.
och ya....biasanya orang islam melakukan sholat gerhana matahari pada waktu kejadian berlangsung...
Waktu Pelaksanaan Shalat GerhanaWaktu pelaksanaan shalat gerhana adalah mulai ketika gerhana muncul sampai gerhana tersebut hilang.
Dari Al Mughiroh bin Syu’bah, Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حَتَّى يَنْجَلِىَ
”Matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Kedua gerhana tersebut tidak terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat keduanya, berdo’alah pada Allah, lalu shalatlah hingga gerhana tersebut hilang (berakhir).”
Shalat gerhana juga boleh dilakukan pada waktu terlarang untuk shalat. Jadi, jika gerhana muncul setelah Ashar, padahal waktu tersebut adalah waktu terlarang untuk shalat, maka shalat gerhana tetap boleh dilaksanakan. Dalilnya adalah:
فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَافْزَعُوا إِلَى الصَّلاَةِ
”Jika kalian melihat kedua gerhana matahari dan bulan, bersegeralah menunaikan shalat.”
Dalam hadits ini tidak dibatasi waktunya. Kapan saja melihat gerhana termasuk waktu terlarang untuk shalat, maka shalat gerhana tersebut tetap dilaksanakan.